Hari
itu, Minggu, 3 September 1989, merupakan hari yang tidak akan dilupakan
oleh seluruh tifoso Juventus. Scirea dikabarkan meninggal dunia akibat
kecelakaan yang dialaminya saat ia menjalankan tugas sebagai scout.
Saat
itu Scirea memang sedang mengunjungi Polandia, untuk mengamati
permainan Górnik Zabrze, yang akan bertanding melawan
Juventus di Piala UEFA tiga hari kemudian. Naasnya ternyata mobil yang
ditumpanginya bertabrakan dengan truk yang membawa 4 galon berisi bensin
disekitar kawasan Babsk. Sontak saja ledakan tak dapat dihindari. Scirea
bersama 3 orang lainnya meninggal dunia.
Saat itu dunia kehilangan
seorang maestro, Italia kehilangan pahlawan bolanya dan Juventus
kehilangan sang legenda. Dunia pun menangis. Berbagai kesan dan pesan
berdatangan dari seluruh penjuru dunia.
"Dia [Scirea] datang ke Turin ketika masih sangat muda dan saya lebih
tua. Saya saksi ketika dia tumbuh dari seorang pemuda, bertunangan,
menjadi suami lalu ayah yang baik. Scirea adalah pria pemalu dan baik
hati, bahkan terlalu baik. Saya sering bilang ke dia untuk sedikit kasar
pada lawan namun ia menolak. Ketenangannya kadang membuat saya geram. Ia
selalu berkata “Saya tidak bisa [kasar]” dan dia mengatakannya sambil
tersenyum menenangkan. Saya tidak pernah melihat
dia marah. Ia selalu berkata tidak pantas untuk marah, dan dalam diri
saya, sayapun sebetulnya merasa demikian. Kami menghabiskan waktu-waktu
terbaik bersama, memenangkan banyak hal dan berbagi banyak kebahagiaan.
Ketika saya meninggalkan Juve kami tetap dekat. Mustahil untuk tidak
mncintainya, apalagi berbicara buruk padanya. Saya sangat mencintai
dirinya"
[Franco Causio]
No comments:
Post a Comment