NEXT MATCH : Serie A Italia : Crotone vs Juventus, 9 February 2017, 00.00 WIB (8 February 18.00 CET)

Monday, September 7, 2015

Browse: Home / / / CATATAN: Kekhawatiran Italia Di Balik Milestone Gianluigi Buffon

CATATAN: Kekhawatiran Italia Di Balik Milestone Gianluigi Buffon


Bagai dua sisi mata uang, muncul sepasang hal bertolak belakang bagi persepakbolaan Italia menyusul terukirnya rekor 150 penampilan tim nasional oleh Gianluigi Buffon.


Di satu sisi, kepantasan Buffon untuk bertahan selama itu sebagai kiper nomor satu Gli Azzurri tak terbantahkan. Di sisi lain, merekah kekhawatiran bila memikirkan calon penggantinya untuk mengawal gawang La Nazionale. Tidak seperti dahulu, Calcio sekarang minim pilihan ideal di sektor kiper.

Salvatore Sirigu, yang bermain untuk Paris Saint-Germain, salah satu klub paling prestisius di dunia, mungkin kandidat terkuat buat menjadi penerus langsung Buffon saat kelak il portiere Juventus itu gantung sarung tangan, tetapi keraguan mencuat setelah eks penggawa Palermo itu kehilangan tempat utama di Parc des Princes dengan kedatangan Kevin Trapp dari Eintracht Frankfurt.

Hal sama berlaku untuk opsi di lapis ketiga, yang tampak membeludak: Daniele Padelli, Andrea Consigli, Emiliano Viviano, Mattia Perin, dan Marco Sportiello yang belakangan mengorbit. Semuanya adalah kiper bagus dalam konteks Serie A, namun dengan pengalaman internasional nyaris nihil. Sementara, pemberian label “Buffon baru” kepada talenta belia seperti Francesco Bardi dan Nicola Leali kelihatannya lebih banyak memberikan efek negatif – beban dan tekanan – ketimbang positif.

Ini memprihatikan karena belum lama lalu Italia mampu memproduksi seabrek penjaga gawang tangguh dengan kualitas yang tak perlu diperdebatkan, sehingga banyak nama top terpaksa dicoret dari skuat Azzurri untuk turnamen-turnamen besar meski secara kemampuan mereka akan jadi pilihan utama di sebagian besar negara lain. 20 tahun silam, Buffon muda bahkan sempat terabaikan dalam sebuah liga yang didominasi kiper-kiper andal sekaliber Angelo Peruzzi, Gianluca Pagliuca, Francesco Toldo, dan Luca Marchegiani.

Gambaran terkait penurunan jumlah para penjaga gawang Italia berkualitas dapat disimak dalam tabel di bawah. Dimulai dari 1995, musim debut Gianluigi Buffon di level profesional, kami mengalkulasi keberadaan kiper-kiper Italia di Serie A setiap lima tahun. Hasilnya mencengangkan.

KRISIS KIPER ITALIA?*
MUSIM KIPER ITALIA
DI SERIE A
KIPER ITALIA DI SERIE A
(5 klub teratas)
KIPER ITALIA
DI LUAR NEGERI
1995/96 18 (dari 18 klub) 5 0
2000/01 15 (dari 18) 3 1
2005/06 16 (dari 20) 1 0
2010/11 12 (dari 20) 2 0
2015/16 9 (dari 20) - 0
*) Khusus kiper yang memegang posisi utama di klub

Status “kiper utama” diberikan kepada portiere dengan angka penampilan terbanyak di klub tersebut dalam satu musim yang dimaksud, dan tampak jelas drastisnya kemerosotan jumlah kiper Italia di kasta teratas. Dari penguasa total pada 1995, dalam dua giornata perdana musim ini para penjaga gawang lokal justru menjadi minoritas, dengan hanya sembilan dari 20 klub memasang Italiano sebagai kiper inti mereka. Secara umum, problem ini sudah kentara dalam sedekade terakhir, alias sejak 2005/06. Saat itu di antara lima kiper yang timnya finis teratas di klasemen akhir – sebelum putusan Calciopoli – hanya Buffon yang berhak tampil untuk La Nazionale. Ia dikelilingi oleh kuartet asing dalam diri Dida  (Milan), Julio Cesar (Internazionale), Sebastien Frey (Fiorentina), dan Doni (Roma).

Fakta lainnya yang tak kalah mengkhawatirkan adalah nasib kiper-kiper Italia di luar negeri sekarang. Kalau dulu mereka tidak perlu hijrah ke mancanegara karena Serie A sendiri sudah dianggap liga yang paling prestisius plus ketiadaan persaingan dengan kiper-kiper asing, saat ini justru berlaku sebaliknya. Cuma ada empat kiper asal Negeri Spageti yang merantau ke liga-liga top Eropa lainnya sekarang ini, tapi status mereka sebatas cadangan di klub masing-masing: Sirigu di PSG, Gianluca Curci di Mainz, Vito Mannone di Sunderland, dan Francesco Bardi di Espanyol. Musim ini keempatnya belum pernah tampil sekali pun bersama klub mereka di liga.


Bicara mengenai kiper lokal yang menjadi kaum minoritas di negara sendiri, memang masih ada yang lebih buruk dari Italia – Inggris jadi yang terparah – tapi ini seharusnya tidak dijadikan alasan. Seperti yang bisa dilihat dalam grafik, pada musim 2015/16 ini persentase keberadaan kiper lokal yang lebih rendah daripada penjaga gawang asing (terkait menit bermain) hanya terjadi di Premier League dan Serie A.

Mengacu pada situasi terkini, berarti opsi yang tersedia bagi Antonio Conte untuk mengisi posisi kiper dalam skuat Nazionale relatif minim. Khusus di Serie A, hanya sembilan nama yang bisa diseleksinya buat menempati tiga slot kiper di timnas – meskipun ini bisa bertambah jika kiper Lazio Federico Marchetti pulih dari cedera atau Perin kembali merebut posisi utama di Genoa. Singkat kata, ini bukan kondisi ideal bagi persepakbolaan Italia.

Buffon masih bisa menjadi andalan untuk bertahun-tahun ke depan, tapi sinyal bahaya mungkin sudah harus diperhatikan Italia dalam upaya mencari pengganti sepadan Sang Superman.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...