Kedua Director Sport ini sama-sama sukses di Juventus,
juvebro tidak akan membahas siapa yang terbaik tapi hanya akan membahas
perbedaan yang sangat kontras dari kedua Director Sport yang mungkin merupakan terbaik di dunia pada zamannya.
Cepat vs Hati-hati
Moggi, Karakternya dalam menyelesaikan
transfer pemain sungguh sangat cepat dan sangat lugas, terkesan sangat
tergesa-gesa namun hasil yang didapat sangat memuaskan. Juventus
mendapatkan Cannavaro, Vieira, dan Zlatan dengan nego yang tidak
bertele-tele.
Marotta, Berhati-hati itu tidak buruk
hanya saja dengan era media sosial yang kini sangat mudah diakses, maka
hal ini dapat membuat para pembaca berita mulai bosan dengan pemberitaan
yang bertele-tele tanpa ada perubahan yang signifikan. Mungkin ini
dikarenakan dulu Marotta sebelum di Juve, pernah bekerja dengan posisi
serupa di klub yang dana transfernya kecil sehingga kini Marotta akan
sangat berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.
Penjualan Pemain
Moggi, ini adalah efek gerak-gerik Moggi
yang sangat cepat hingga yang mengakibatkan banyak pemain yang kurang
bersinar di Juventus, seperti Henry dan Vieri. Namun Moggi tak habis
pikir dengan dapat menjual kembali mereka ke klub lain dengan harga yang
cukup tinggi. Moggi-pun tak ragu dalam menjual beberapa pemain
bintangnya, seperti Zidane dan Inzaghi.
Marotta, karena sifat hati-hatinya
Marotta jarang sekali menjual pemain, bahkan Marotta pernah berkata
bahwa Juventus kini bukan lagi tim penjual pemain. Mengapa hal ini bisa
terjadi? tentu saja karena Marotta lebih banyak dalam mengamati pemain
incarannya sebelum benar-benar akan membeli pemain, sehingga kualitasnya
akan sangat teruji di Juventus.
Pembelian Terbaik
Moggi, banyak pemain bintang yang telah
dibeli Moggi dengan cara yang sangat cerdas, seperti menukar Fabio
Cannavaro dengan Carini. Namun Moggi pernah berkata bahwa pembelian
terbaiknya adalah ketika membeli Zlatan dengan harga yang tidak terlalu
besar saat itu. perlu dicatat juga, bahwa nama Moggi mencuat ketika dia
bisa mendatangkan Maradona ke Napoli ketika masih bekerja di Napoli.
Marotta, Marotta terkenal dengan sistem
transfer pinjam+opsi pembelian, inilah yang diikuti oleh beberapa klub
di Eropa karena dirasa cukup aman untuk klub pembeli, contoh pembelian
dalam strategi ini adalah pembelian Asamoah & Pereyra. ciri khas
yang ke-2 adalah Marotta lebih memilih membeli pemain yang belum matang,
untuk dijadikan pemain top di Juve, contoh pembelian ini adalah Arturo
Vidal , Pogba & Asamoah. Ciri khas yang ke-3 adalah pembelian murah
bahkan free transfer, contoh Barzagli & Pirlo.
Pembelian Terburuk
Moggi, dalam sesi wawancara Moggi
menyebutkan bahwa pembelian terburuknya adalah pembelian Sunday Oliseh.
nama-nama lain yang masuk dalam kategori ini adalah: Thierry Henry,
Massimo Marazina, Salvatore Fresi, dan Marcelo Salas.
Marotta, karena Marotta masih menjabat
dalam waktu yang sangat singkat, maka pembelian gagal yang dialami masih
sedikit. Yang masuk kategori ini adalah Mauricio Isla, walaupun kini
Isla musim ini masuk pada tim inti Juve setelah masa peminjaman musim
lalu.
Nah, mungkin itu beberapa perbedaan karakteristik keduanya, sekali
lagi juvebro hanya membahas perbedaan, bukan dalam maksud mencari siapa
yang terbaik karena itu sangat relatif dan pembaca sekalian yang boleh
menentukannya.
No comments:
Post a Comment